“KARANGAN
BUNGA”
KARYA
TAUFIK
ISMAIL
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu.
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.
Salemba
Alma Mater, janganlah bersedih
Bila arakan ini bergerak pelahan
Menuju pemakaman
Siang ini.
Anakmu yang berani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani.
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu.
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.
Salemba
Alma Mater, janganlah bersedih
Bila arakan ini bergerak pelahan
Menuju pemakaman
Siang ini.
Anakmu yang berani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani.
“KARANGAN
BUNGA”
Dor dor dor suara tembakan
seperti hujan di bulan januari saling bersautan seperti tak memberikan jeda
setidaknya untuk bernafas sekalipun deru suara itu bersanding dengan suara
suara teriakan kematian dan semangat-semangat dari para pemuda beralmamater
yang berusaha membangkitkan semangat dan harapan yang saat itu mulai hilang
dari pandangan
Berita di tv semua sama
dimana para pengguna almamater itu saling bahu-membahau menyuarakan pendapat
akan reformasi yang seakan mendesak karta krisis multidimensi yang terjadi
diamann-mana
“roformasi-reformasi turun
kan soeharto turunkan” begitulah ucapan yang berulang kali terdengar dari
ucapan para pejuang beralmamater
Bu meraka hebat bu seandanya
aku sudah seumuran mereka aku pasti ikut bu aku ingin terlibat dalam perubahan
sejarah bu bukan hanya penonton seperti saat ini
“sabar nak waktu mu pasti
akan tiba kakak-kakak mu di tv sana yang sedang berjuang dengan sekuat tenaga
mereka akan membukakan jalan bagi mu dan para generasi setelah mu “
Tapi bu jika aku seumuran
mereka apakah aku boleh ikut berjuang bersana mereka bu boleh ya bu
“iya tentu saja boleh ibu
lebih bangga kau berjuang dalam bahaya demi keadilan dan kebaikan orang banyak
daripada hidup enak dibawah penderitaan orang lain tapi sekarang kau masih SMP
kelas satu kau masih punya kesempatan untuk melakukannya lain kali jadi
biarkanlah kakak-kakak mu di luar sana yang berjuang “
“iya bu aku janji pasti aku
akan berjuang demi keadilan dan kebaikan “
Itulah perbincangan ibu dan
anak ketika menonton berita di tv jarang sekali seorang ibu membiarkan anak nya
berbicara seperti itu begitu juga anaknya rasa nasionalisme dan perjuangan yang
luar biasa meskipun masih sangat kecil
Keadaan di luar sana begitu
kacau terjadi demo besar-besaran diman-mana pengrusakan dan kekacauwan menjadi
pemandangan yang lumrah saat itu bagaimana masyarakat bersama dengan pengguna
almamater saling bahu membahu menjatuhkan tirani yang sudah keterlaluan memang
tak semua nya memiliki niat semurni itu namun setidaknya mereka memiliki dasar
yang sama kemuakan dengan apa yang sudah terjadi selama ini
Hari-hari berikutnya seolah
menjadi semakin buruk saja bagi negri yang katanya surga dunia ini tak ada
kemajuan dan perubahan berarti para pejuang anti tirani yang di motori para
pemilik almamater bersama LSM dan organisasi masyarakat lainya tak henti-henti
nya menyuarakan hal yang sama
Bebaskan Indonesia dari
genggaman tirani memang tak ada yang yakin jika tirani ini runtuh keadaan
menjadi lebih baik tapi setidaknya dengan berubahnya rezim mereka mempunyai
harapan baru menjadi lebih baik serta kebebasan yang selama ini di kunci dan di
genggam paksa oleh para pemimpin yang pongah dengan kekuasaan
“ibu ibu lihat bu ada berita
baru lagi katanya banyak korban yang semakin berjatuhan selain itu ada berita
juga yang mengatakan bahwa ada orang-orang yang tiba-tiba hilang entah kemana
bu “
“Iya nak ibu sudah
mendengarnya mereka berjuang tak kenal lelah mengabaikan dirinya sendiri demi
perubahan dan kebaikan orang banyak “
“Lalu tak bisakah kita
berbuat sesuatu bu apakah kita hanya
diam seolah-olah menutup mana dengan keadaan ini bu”
“tentu saja ada nak kita
sebaiknya berdoa yang terbaik bagi mereka para almamater dan pejuang tirani
lainnya serta negri ini agar menjadi negri yang jauh lebih baik “
“tapi bu aku ingin kita
bertingkah nyata bu tak bisakah ibu atau ayah berbuat sesuatu”
“anak ku ibu senang sekali
kau memiliki sesuatu yang sangat penting bagi manusia” ucap ibunya sambil
memeluk anak itu
“memang apa itu bu”
“kebaikan hati serta
kepedulian terhadap sesama”
“memang itu yang paling
penting ya bu”
“iya nak karna sehebat
hebatnya manusia sekuat dan sekuasanya seorang manusia tidaklah berguna jika ia
tak memiliki kebaikan hati dan kepedulian terhadap sesame karna seorang manusia
sejati adalah manusia yang memiliki hati nurani dan kebaikan terhadap sesamanya
jika manusia tak memiliki itu maka ia bukan lah manusia nak”
“ibu aku benar-benar saya
ibu”
Keadaan an semakin memburuk
dari hari ke hari korban terus berjatuhan dan puncaknya terjadi tanggak 12 mei
dimana terjadi peritiwa terisakti yang menewaskan 4 orang mahasiswa trisakti
dan menimbulkan korban jiwa yang teramat banyak bahkan untuk saat itu dan sejak
saat itu keadaan makin tak terkendali masa semakin liar dan brutal barisan
almamater semakun bersemangat karna terpicu hal tersebut siang malam mereka
berorasi berdemonstrasi untuk menuntut kebenaran dari peristiwa tersebut di
sisi lain saat mahasiswa terus berusaha melawan tirani para pejabat di sana
malah sibuk mempertahankan kekuasaan nya
“ma lihat di berita ada
mahasiswa yang meninggal ma mereka katanya tewas tertembak peluru di dalam
kampus ma”
“iya nak mama sudah tau
itulah perjuangan mereka perjuangan yang tak kenal lelah dan rasa takut
berjuangan hingga akhir hayatnya mereka adalah pejuang sejati nak ibu sangat
bangga dengan orang-orang seperti itu nak”
Bu bolehkah aku pergi ke
tempat pemakaman mereka aku ingin memberikan sepotong bunga dan pita hitam bu
aku ingin menunjukan bahwa kita semua berduka dan berharap yang terbaik untuk
mereka semua bu “
“iya nak boleh tapi jangan
sekarang ya lagi sangat genting nanti kalau keadaan sudah membaik kau pasti ibu
ijinkan”
Karna sudah beberapa hari
berlalu namun tak kunjung di perbolehkan anak itu pun diam-diam ke luar rumah
bersama 2 orang temannya dia diam diam keluar rumah dan mendatangi tempat
dimana para masyarakat berdoa dan tabor bunga kebetulan di sana terdapat ke 4
orang tua dari korban trisakti dengan wajah yang sedikit gugup dia bersama
dengan yang lain memberanikan diri untuk memberikan secarik karangan bunga
dengan pita hitam melihat ke 3 anak itu menaruh karangan bunga dan berdoa
orang-orang di sana merasa takjub dan terhari akan keiklasan dan kebaikan
anak-anak tersebut
Dan saat mereka akan pulang
tiba-tiba beberapa orang berbadan tegap datang menghampiri mereka tuan muda
saya cari kemana ternyata anda disini kan ibu sudah bilang nanti kalau sudah
saat nya kamu pasti di ijinkan bersama om
“iya maaf om herman lagian
aku udah gak sabar dan gak bisa menahan lebih lama lagi “
“Yasudah kalau gitu ayo
cepat pulang kamu tau tidak sebentar lagi bapak mu akan di lantik menjadi
presiden menggantikan presiden soeharto……………