Minggu, 11 Januari 2015

Rekasa teks 3

“KARANGAN BUNGA”
KARYA
TAUFIK ISMAIL

Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu.

Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.

Salemba

Alma Mater, janganlah bersedih
Bila arakan ini bergerak pelahan
Menuju pemakaman
Siang ini.

Anakmu yang berani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani.








“KARANGAN BUNGA”
Dor dor dor suara tembakan seperti hujan di bulan januari saling bersautan seperti tak memberikan jeda setidaknya untuk bernafas sekalipun deru suara itu bersanding dengan suara suara teriakan kematian dan semangat-semangat dari para pemuda beralmamater yang berusaha membangkitkan semangat dan harapan yang saat itu mulai hilang dari pandangan
Berita di tv semua sama dimana para pengguna almamater itu saling bahu-membahau menyuarakan pendapat akan reformasi yang seakan mendesak karta krisis multidimensi yang terjadi diamann-mana
“roformasi-reformasi turun kan soeharto turunkan” begitulah ucapan yang berulang kali terdengar dari ucapan para pejuang beralmamater
Bu meraka hebat bu seandanya aku sudah seumuran mereka aku pasti ikut bu aku ingin terlibat dalam perubahan sejarah bu bukan hanya penonton seperti saat ini
“sabar nak waktu mu pasti akan tiba kakak-kakak mu di tv sana yang sedang berjuang dengan sekuat tenaga mereka akan membukakan jalan bagi mu dan para generasi setelah mu “
Tapi bu jika aku seumuran mereka apakah aku boleh ikut berjuang bersana mereka bu boleh ya bu
“iya tentu saja boleh ibu lebih bangga kau berjuang dalam bahaya demi keadilan dan kebaikan orang banyak daripada hidup enak dibawah penderitaan orang lain tapi sekarang kau masih SMP kelas satu kau masih punya kesempatan untuk melakukannya lain kali jadi biarkanlah kakak-kakak mu di luar sana yang berjuang “
“iya bu aku janji pasti aku akan berjuang demi keadilan dan kebaikan “
Itulah perbincangan ibu dan anak ketika menonton berita di tv jarang sekali seorang ibu membiarkan anak nya berbicara seperti itu begitu juga anaknya rasa nasionalisme dan perjuangan yang luar biasa meskipun masih sangat kecil
Keadaan di luar sana begitu kacau terjadi demo besar-besaran diman-mana pengrusakan dan kekacauwan menjadi pemandangan yang lumrah saat itu bagaimana masyarakat bersama dengan pengguna almamater saling bahu membahu menjatuhkan tirani yang sudah keterlaluan memang tak semua nya memiliki niat semurni itu namun setidaknya mereka memiliki dasar yang sama kemuakan dengan apa yang sudah terjadi selama ini

Hari-hari berikutnya seolah menjadi semakin buruk saja bagi negri yang katanya surga dunia ini tak ada kemajuan dan perubahan berarti para pejuang anti tirani yang di motori para pemilik almamater bersama LSM dan organisasi masyarakat lainya tak henti-henti nya menyuarakan hal yang sama
Bebaskan Indonesia dari genggaman tirani memang tak ada yang yakin jika tirani ini runtuh keadaan menjadi lebih baik tapi setidaknya dengan berubahnya rezim mereka mempunyai harapan baru menjadi lebih baik serta kebebasan yang selama ini di kunci dan di genggam paksa oleh para pemimpin yang pongah dengan kekuasaan
“ibu ibu lihat bu ada berita baru lagi katanya banyak korban yang semakin berjatuhan selain itu ada berita juga yang mengatakan bahwa ada orang-orang yang tiba-tiba hilang entah kemana bu “
“Iya nak ibu sudah mendengarnya mereka berjuang tak kenal lelah mengabaikan dirinya sendiri demi perubahan dan kebaikan orang banyak “
“Lalu tak bisakah kita berbuat sesuatu bu  apakah kita hanya diam seolah-olah menutup mana dengan keadaan ini bu”
“tentu saja ada nak kita sebaiknya berdoa yang terbaik bagi mereka para almamater dan pejuang tirani lainnya serta negri ini agar menjadi negri yang jauh lebih baik “
“tapi bu aku ingin kita bertingkah nyata bu tak bisakah ibu atau ayah berbuat sesuatu”
“anak ku ibu senang sekali kau memiliki sesuatu yang sangat penting bagi manusia” ucap ibunya sambil memeluk anak itu
“memang apa itu bu”
“kebaikan hati serta kepedulian terhadap sesama”
“memang itu yang paling penting ya bu”
“iya nak karna sehebat hebatnya manusia sekuat dan sekuasanya seorang manusia tidaklah berguna jika ia tak memiliki kebaikan hati dan kepedulian terhadap sesame karna seorang manusia sejati adalah manusia yang memiliki hati nurani dan kebaikan terhadap sesamanya jika manusia tak memiliki itu maka ia bukan lah manusia nak”
“ibu aku benar-benar saya ibu”
Keadaan an semakin memburuk dari hari ke hari korban terus berjatuhan dan puncaknya terjadi tanggak 12 mei dimana terjadi peritiwa terisakti yang menewaskan 4 orang mahasiswa trisakti dan menimbulkan korban jiwa yang teramat banyak bahkan untuk saat itu dan sejak saat itu keadaan makin tak terkendali masa semakin liar dan brutal barisan almamater semakun bersemangat karna terpicu hal tersebut siang malam mereka berorasi berdemonstrasi untuk menuntut kebenaran dari peristiwa tersebut di sisi lain saat mahasiswa terus berusaha melawan tirani para pejabat di sana malah sibuk mempertahankan kekuasaan nya
“ma lihat di berita ada mahasiswa yang meninggal ma mereka katanya tewas tertembak peluru di dalam kampus ma”
“iya nak mama sudah tau itulah perjuangan mereka perjuangan yang tak kenal lelah dan rasa takut berjuangan hingga akhir hayatnya mereka adalah pejuang sejati nak ibu sangat bangga dengan orang-orang seperti itu nak”
Bu bolehkah aku pergi ke tempat pemakaman mereka aku ingin memberikan sepotong bunga dan pita hitam bu aku ingin menunjukan bahwa kita semua berduka dan berharap yang terbaik untuk mereka semua bu “
“iya nak boleh tapi jangan sekarang ya lagi sangat genting nanti kalau keadaan sudah membaik kau pasti ibu ijinkan”
Karna sudah beberapa hari berlalu namun tak kunjung di perbolehkan anak itu pun diam-diam ke luar rumah bersama 2 orang temannya dia diam diam keluar rumah dan mendatangi tempat dimana para masyarakat berdoa dan tabor bunga kebetulan di sana terdapat ke 4 orang tua dari korban trisakti dengan wajah yang sedikit gugup dia bersama dengan yang lain memberanikan diri untuk memberikan secarik karangan bunga dengan pita hitam melihat ke 3 anak itu menaruh karangan bunga dan berdoa orang-orang di sana merasa takjub dan terhari akan keiklasan dan kebaikan anak-anak tersebut
Dan saat mereka akan pulang tiba-tiba beberapa orang berbadan tegap datang menghampiri mereka tuan muda saya cari kemana ternyata anda disini kan ibu sudah bilang nanti kalau sudah saat nya kamu pasti di ijinkan bersama om
“iya maaf om herman lagian aku udah gak sabar dan gak bisa menahan lebih lama lagi “

“Yasudah kalau gitu ayo cepat pulang kamu tau tidak sebentar lagi bapak mu akan di lantik menjadi presiden menggantikan presiden soeharto……………  

0 komentar:

Posting Komentar